Di era digital saat ini memang sangat sulit menjauhkan anak dari gadget. Orangtua kerap kesulitan menghadapi anaknya yang merengek, mengancam meminta gadget, kemudian menggunakannya secara berlebihan. Dalam artikel ini akan dibahas Rumus 4D agar anak tidak kecanduan gadget.

Anak mana sih yang tidak tertarik dengan gadget? Orang dewasa saja tertarik, apalagi anak-anak. Karena gadget memang sangat menarik: bergambar, berwarna dan bergerak. Banyak sekali manfaat dari gadget yang dapat membantu kehidupan manusia.

Namun bagaimana bila anak-anak yang menggunakan gadget? Otak anak sedang proses bersambungan, anak belum tau fungsi gadget sebenarnya dan cenderung emosional dalam penggunaanya. Dampaknya sangat berbahaya anak menjadi kecanduan gadget. Akibatnya pertumbuhan dan perkembangannya dapat terhambat. Sehingga perlu aturan atau batasan agar anak usia dini tidak kecanduan gadget.

Apakah anak usia dini boleh menggunakan gadget (TV, HP, laptop, tablet, dll) ?

Diatas 2 tahun boleh tapi catatannya harus dengan rumus 4D (Dicontohkan, Dibatasi, Dididik dan Diajak main):

1. Dicontohkan

Rumus D yang pertama adalah Dicontohkan yang baik. Era digital saat ini, orangtua mana yang tidak menggunakan gadget? Bila kita mencontohkan menggunakan gadget didepan anak, apa yang akan terjadi? pasti anak akan meniru kan ya… Apalagi bila gadget diberikan secara sengaja kepada anak, tujuannya agar anak anteng sehingga orangtuanya bisa melakukan aktivitas lainnya. oh no….

Usahakan melakukan diet gadget didepan anak, bila ada keperluan mendesak untuk membuka HP/laptop izin dulu ke anak untuk pergi ke belakang sebentar dan usahakan ada aktivitas yang dilakukan oleh anak.

Menonton Sinetron kesayangan anda jangan sampai didampingi oleh anak, justru andalah yang harus mendampinginya bermain. Bila anda bekerja dan anak dititipkan kepada orang lain, pastikan pengasuhnya tidak memberikan contoh menggunakan gadget didepan anak, apalagi jika diajak nonton film india.

Gunakan pola asuh autoritatif, agar hubungan anak dengan orangtua tetap hangat, anak merasa diperhatikan, diakui dan dihargai. Bila orangtua memiliki attachment dengan anak, resiko anak kecanduan gadget akan minim, karena kebutuhan psikologis anak sudah terpuaskan dari orangtua.

2. Di batasi

Rumus D yang kedua adalah Dibatasi. Maksudnya dibatasi secara durasi, konten dan penggunaanya:

1. Dibatasi durasinya, bisa kita ambil patokan dari American Academy of Pediatric (AAP), yang telah memberikan keputusan terhadap batasan waktu anak menggunakan gadget:

  • Anak kurang dari 2 tahun : tidak boleh menggunakan gadget sama sekali, bahkan tidak diperbolehkan untuk dekat dengan gadget karena paparan radiasinya mengganggu pertumbuhan otak.
  • Anak usia diatas 2 tahun : Boleh menggunakan gadget maksimal hanya 1 jam sehari tanpa internet
  • Anak usia diatas 6-18 tahun: Boleh menggunakan gadget maksimal hanya 2 jam sehari dan wajib dipahamkan tentang fungsi gadget dan dampak dari pencarian.

Tidak dapat dipungkiri memang sulit menjauhkan anak dari gadget di era digital ini. Tapi kita perlu memiliki prinsip untuk menjaga agar anak kita tidak terlalu lama terpapar oleh gadget. Meskipun menurut AAP anak diatas 2 tahun boleh maksimal 1 jam, usahakan tidak terlalu lama yaitu tidak lebih dari 30 menit. Pastikan tidak terhubung dengan internet, karena tawaran video atau game lainnya selalu ada, sehingga anak tidak mau berhenti dan rawan kecanduan.

2. Dibatasi kontennya, bisa dengan cara menyiapkan konten-konten edukasi yang sebelumnya kita tonton terlebih dahulu. Bisa didownload dan dimatikan sumber internetnya. Tentunya perlu didampingi agar anak tidak salah persepsi dan tidak pasif hanya menonton saja.

Misalnya video edukatif tentang macam-macam hewan, pilihkan yang berdurasi pendek maksimal 7 menit agar menontonnya tidak terlalu lama. Hindarkan anak menonton video tentang kekerasan dan pornografi. Usahakan jangan dikenalkan games di gadget terlebih dulu, meskipun judulnya game edukatif, karena hakekat game di gadget selalu memberikan tawaran untuk menyelesaikan ke level berikutnya, sehingga rawan kecanduan.

3. Dibatasi penggunaannya, tidak boleh sambil tiduran, ketersediaan cahaya ruangan cukup dan jarang pandang tidak terlalu dekat. Jangan fasilitasi anak dengan internet atau dibelikan HP meskipun bekas. Sampaikan bahwa HP/laptop adalah milik orangtua untuk bekerja, jadi statusnya anak pinjam, harus izin, ada aturannya dan bisa diambil oleh si pemilik bila diperlukan. Jangan berikan hak akses seperti memberikan password, menyediakan kuota internet / wifi dengan mudah dll.

3. Di didik

Rumus D yang ketiga adalah Dididik. Bila anak berusia dibawah 3 tahun, makna di didik yang dimaksud adalah distimulasi atau diajak berinteraksi. Anak diatas dua tahun boleh menggunakan gadget dengan syarat, namun harus sambil distimulasi, tidak dibiarkan diam dengan gadgetnya. Bila anak sendirian dengan gadgetnya dia akan menikmatinya hanya satu arah. Otak anak akan cenderung pasif hanya menonton saja. Sedangkan bila diajak berinteraksi, otak anak akan lebih aktif menjawab pertanyaan kita. Contohnya stimulasi sambil menonton gadget sebentar “Apa ini dek?, Yang ini warna apa?, Hewan apa ini namanya?, ayo dihitung jumlahnya?”, sembari dijelaskan maksud tontonan tersebut. Lebih baik lagi bila diakhir tayangan, anda memberikan hikmah / pelajaran untuk kehidupan anak.

Bila anak berusia diatas 3 tahun, makna dididik yang dimaksud bisa mulai dijelaskan perlahan tentang fungsi gadget sebenarnya. Jelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami bahwa gadget sebagai alat komunikasi, mencari informasi penting, untuk bekerja, bisa juga untuk foto/video, hiburan, nonton youtube boleh tapi tidak boleh lama-lama. Jelaskan pula dampaknya bila menonton terlalu lama, mata bisa sakit, lupa makan, tidur dan mandi.

4. Diajak main

Rumus D yang ke empat adalah Diajak main. Orangtua perlu menyiapkan permainan-permainan seru yang dapat dilakukan bersama dengan anak. Alangkah lebih baik bila permainannya disesuaikan dengan tugas perkembangan anak. Orangtua harus kreatif dan selalu mencari refrensi ide bermain dengan anak yang dapat dikreasi agar anak tertarik diajak bermain.

Permainan tidak harus mahal atau rumit, permainan yang sederhana saja bisa membuat anak senang bila orangtua dapat hadir secara mindful bermain dengan anak. Misalnya bermain kuda-kudaan, ayah sebagai kudanya, bermain bola, bernyanyi bersama ibu, mendongeng, menceritakan masa kecil yang berharga, dll.

Orangtua juga dapat menyediakan mainan edukatif (bisa beli atau DIY). Sekarang ini banyak sekali ide-ide bermain yang bisa dikerjakan bersama orangtua dan anak. Apalagi di era pendemi seperti ini, pasti orangtua berusaha mencari cara agar anak dapat betah bermain dirumah.

Ajarkan anak dengan akhlak yang baik sejak dini. Sediakan dan bacakan setiap hari buku-buku bergizi yang mengenalkan tentang sang pencipta, yang mengajarkan akhlak mulia, buku kisah teladan akhlak nabi, buku-buku sains dan buku tentang practical life. Mengenalkan buku sejak usia 0 tahun sangat bermanfaat untuk menumbuhkan minat baca anak agar terhindar dari kecanduan gadget.

Banyak cara yang menyenangkan untuk membacakan buku kepada anak: bisa dengan cara mendongeng, berkisah, bernyanyi, menggunakan media peraga juga boleh agar lebih menarik lagi. Letakkan buku di pojok setiap ruangan agar mudah dijangkau oleh anak.

Bila anak sudah berusia 4 tahun keatas bisa juga diikutkan club seperti push bike, outbond, traveling, playdate dll. Atau aktivitas eksplorasi lainnya, diberikan proyek yang seru, berpetualang ke tempat baru, bersosialisasi dengan teman, hal ini sangat baik untuk perkembangan bahasa, sosial emosi dan kemandiriannya.

Meskipun gadget memberikan seribu manfaat bagi anak, namun juga memberikan sejuta bahaya yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak. Yang paling bahaya yaitu dapat membuat anak kecanduan gadget.

Rumusnya adalah 4D (Dicontohkan, Dibatasi, Dididik dan Diajak main). Serta yang paling penting adalah membekali anak kita dengan ilmu agama, dikenalkan pada figur-figur teladan, terutama dikenalkan pada Allah yang Maha pencipta, Maha melihat dan setiap perbuatan kita akan dicatat oleh malaikat untuk dimintai pertanggungjawaban kelak di akhirat.

Yuk sama-sama berdoa, semoga anak kita terhindar dari pengaruh hal-hal negatif yang tidak kita inginkan dan keluarga kita selalu dalam lindungan Allah SWT, aamiin.

Semoga artikel rumus 4D ini dapat bermanfaat bagi sobat semua. 😊