Assalamualaikum sahabat inspirasi. Apakah ayah dan bunda mengalami kesulitan mengajak anak mandi? Yuuk kita bahas solusi cerdas mengajak anak mandi.

Sebelum membahas solusi cerdas, kita pahami dulu, kenapa sih anak usia sekitar 3 tahun kok susah diajak mandi? Apa yang menyebabkan ia enggan mandi? Padahal bila anak kecil bertemu air pasti sangat senang untuk dipegang-pegang, diciprat-ciprat, kaki direndamkan ke air dll.

Ternyata menurut hasil wawancara sederhana yang dilakukan oleh Terapis anak, Natasha Daniels dalam kamar praktiknya sumber dari AT Parenting Survival, alasan kuat anak enggan diajak  mandi karena:

1. Asyik bermain, sehingga tidak mau berganti aktivitas lain

2. Takut pada hewan di kamar mandi

3. Takut suhu air mandi

4. Takut suara kran air

5. Takut mata perih kena shampoo atau sabun

6. Takut terpleset

7. Takut pada ruang kamar mandi

8. Takut tersedot ke saluran pembuangan

Tiap-tiap anak berbeda penyebabnya, pahami kondisi anak bunda. Kenali penyebabnya mengapa anak enggan diajak mandi. Pahami kebutuhanya, misalnya ia sedang lapar dan ingin makan terlebih dahulu. Bila kondisi anak terpahami, maka orangtua tidak perlu memaksa atau teriak-teriak untuk mengajak anak mandi di kamar mandi. Beri solusi cerdas sesuai dengan masalahnya.

Menurut teori psychosocial Erikson, anak usia 2 sudah mulai mengembangkan otonominya, sehingga dia sudah memiliki kemauan sendiri untuk melakukan sesuatu, menolak sesuatu termasuk ajakan dari orangtua untuk mandi. Kemudian pada usia 3 tahun, anak sudah mulai bisa berinisiatif, memiliki ambisi tertentu, sering melakukan negosiasi, membuat alasan-alasan yang bisa menguatkan otonominya, alias “ngeyel”. Selain itu anak usia 3 tahun juga tidak mau disuruh-suruh, kebanyakan gengsi bila ia tidak bisa melakukan sendiri.

Perlu dipahami ayah bunda, bahwa itulah tahap perkembangan psikososial anak dan itu adalah normal. Apabila orangtua menghambat perkembangan mereka dengan cara memarahi, menghukum atau menjudge si anak tukang ngeyel dst, justru dampaknya dapat menjadikan anak tidak percaya diri, sulit memiliki kendali diri, takut bereksplorasi, takut menyampaikan pendapatnya, menjadi pribadi yang tidak ambisius, takut berinisiatif dan kurang kreatif.

Anak usia dini memang otaknya sedang berproses bersambungan. Butuh diberi inputan atau diajarkan secara baik dan benar sejak dini, serta butuh pengulangan untuk membuat sirkuit di otaknya. Baik sesuai kaidah agama masing-masing, bahwa mandi merupakan ibadah, menjaga kebersihan adalah sebagian dari iman. Benar yaitu secara bertahap diajarkan tentang konsep mandi, mengapa mandi, bagaimana cara mandi yang benar, dengan cara penyampaian yang mudah dipahami anak.

Bertahap anak perlu memahami bahwa mandi adalah wajib, agar badan sehat, tidak gatal, segar dan harum. Mengapa mandi minimal harus dua kali? karena tubuh kita mudah berkeringat, kuman pasti cepat berkembang khususnya pada bagian-bagian tubuh yang berlipat. Sehingga hanya dengan cara mandi, seluruh bagian tubuh dapat dibersihkan dengan sabun, dibasuh dengan air mengalir, sambil digosok untuk membersihkan endapan kotoran yang menempel di kulit.

Mendisiplinkan anak untuk mandi tidak hanya dengan inputan berupa penjelasan atau buku bacaan untuk anak. Yang paling penting adalah role model atau contoh dari orangtuanya. Bila anak mengetahui bahwa orangtuanya juga rajin mandi pagi dan sore, maka dengan mudah ia akan menirunya.

Nah karena usia anak-anak adalah usia bermain, jadikan aktivitas mandi adalah aktivitas yang menyenangkan, boleh kok sambil bermain dikamar mandi. Agar anak melakukannya dengan senang, bukan paksaan atau perintah yang membuat anak tertekan atau gengsi untuk mengembangkan otonominya.

Sebelum mengajak mandi, orangtua perlu mengajak anak berinteraksi masuk dalam permainan yang sedang dilakukan anak. Kemudian perlahan mengarahkan anak untuk pindah aktivitas bermain di kamar mandi, tawarkan bermain yang lebih menyenangkan di kamar mandi.

Anak tidak akan merasa terganggu aktivitas bermainnya dan mau mengikuti ajakan orangtua untuk pergi ke kamar mandi. Setelah 3 atau 5 menit bermain di kamar mandi, orangtua bisa beraksi untuk mengajarkan anak mandi dengan cara yang menyenangkan. Bisa sambil bernyanyi, bercerita serta memuji perilakunya.

Baca juga : Pentingnya tetap berpikir sehat di tengah pandemi

Untuk anak usia 0-2 tahun memang lebih mudah mengajaknya mandi di kamar mandi, anak belum memiliki will untuk melakukan aktivitas. Sedangkan untuk anak usia sekitar 3 tahun, mereka sudah memiliki will sehingga butuh kreativitas untuk mengajaknya mandi.

Solusi cerdas yang paling menyenangkan adalah dengan mengajaknya bermain di kamar mandi. Perlahan sambil diajarkan tujuan ke kamar mandi pagi dan sore adalah untuk mandi. Dan setelah mandi, jangan lupa soundingkan pada anak tentang manfaat yang dirasakan setelah mandi. “Hmmm, badan jadi segar, harum, tidak gatal-gatal lagi, enak ya mandi itu 😊”.

InsyaAllah lama-kelamaan anak akan bertanya sendiri, apakah dirinya sudah mandi, atau anak yang akan meminta bajunya dilepas dan minta mandi di kamar mandi. Barulah diusia 5 atau 6 tahun anak bisa belajar mandi sendiri.

Berikut akan saya sharingkan beberapa ide bermain di kamar mandi:

Ide bermain di kamar mandi untuk mengajak anak mandi

1. Bermain Gelembung Sabun

Membuat gelembung sabun tidaklah susah, tanpa menggunakan alat apapun bisa. Caranya tuang sabun pada telapak tangan yang basah, kemudian gosok kedua telapak tangan hingga menghasilkan busa. Remas satu tangan dan buat lingkaran dengan menempelkan samping jari jempol pada ujung seluruh jari lainnya. Bila sudah tampak seperti ada kaca, tiup perlahan hingga menghasilkan gelembung sabun dengan ukuran besar.

Anak pasti senang dan berusaha meraih gelembung tersebut, serta meminta untuk dibuatkan gelembung lagi. Bisa jadi anak akan penasaran dan membuatnya sendiri 😊.

2. Menggambar jaring laba-laba

Bisa memanfaatkan tembok atau belakang pintu kamar mandi. Caranya basahi tangan, kemudian buat garis tegak, garis datar, garis miring ke kanan dan kekiri. Lalu buat garis melengkung yang menghubungkan antara garis ke garis secara diagonal menyerupai jaring laba-laba.

Permainan ini sekaligus mengajarkan anak untuk menggambar garis lurus, miring dan lengkung hanya dengan tangan yang basah. Pasti anak anda interest dan senang. Apalagi bila anak pernah diajak untuk mengamati bentuk jaring laba-laba yang sempurna baik di buku atau di taman. Beri kesempatan pada anak untuk belajar menggambar garis di pintu.

3. Bermain balon isi air

Kebanyakan anak kecil sangat suka dengan balon, apalagi bila warnanya bermacam-macam. Caranya isi balon dengan air hingga balon mengembang cukup besar. Anak akan kaget dan merasa heran, kok bisa balonnya dapat terisi air dan tidak meletus.

Bila balon dipegang, bisa jadi media stress ball tersendiri oleh anak. Bisa ditepuk-tepuk, ditinju atau ditendang. Apalagi bila air didalam balon dilepas keatas, airnya seperti air mancur. Anak akan senang mengamatinya dan minta untuk diisi lagi.

4. Bermain mengapung, melayang dan tenggelam

Sebelum berangkat ke kamar mandi. Pilihlah dua atau tiga mainan anak yang aman untuk dimasukkan air. Bangun rasa ingin tahu pada anak, apakah mainannya terapung, melayang atau tenggelam. Buktikan dengan mengajaknya untuk memasukkan mainan tersebut dalam bak kamar mandi.

Selain bermain, anak juga bisa sambil belajar peristiwa mengapung, bedanya dengan melayang dan tenggelam. Suatu hal yang sangat menarik bagi anak, ia akan berusaha mencari mainan lainnya untuk dibuktikan apakah mengapung, melayang atau tenggelam. Ayah atau bunda tetap waspadai anak untuk berhati-hati bila ia lari keluar kamar mandi mencari mainannya yang lain. Karena kondisi kakinya bisa jadi basah dari kamar mandi, rawan terpeleset.

5. Menuang air dengan corong dan botol

Air yang keluar dari bawah corong, ukurannya lebih kecil dari air yang masuk ke mulut corong. Sehingga air yang keluar tampak kecil dan deras. Anak menjadi interest mengamati bagaimana bisa air keluar dari corong dan masuk ke botol. Anak pasti ingin mencoba untuk menuang air ke corong hingga botolnya penuh dan diulang-ulangnya kembali. Seru kan… anak jadi belajar mengamati benda konkrit.

6. Membuat gelembung air dari botol

Sediakan botol kosong. Posisikan botol berdiri dan dalam keadaan terbuka. Masukkan botol ke dalam bak yang berisi air. Air yang masuk kedalam botol berdesakan dengan udara yang keluar dari botol membentuk gelembung air.

Bangun rasa ingin tahu anak, mengapa bisa jadi gelembung dipermukaan air. Selain anak senang bermain air, dia juga akan penasaran kok bisa mengeluarkan gelembung ya… Bila anak belum paham, inputkan saja penjelasan yang benar dan mudah, insyaAllah akan menjadi data dalam memorinya kelak bila anak bertemu dengan peristiwa yang sama.

7. Mencampur warna

Anak usia 2 tahun keatas, sudah waktunya dikenalkan warna. Apalagi bila warnanya macam-macam dan bisa dicampur. Pasti anak akan penasaran, kok bisa warnanya berubah menjadi  warna baru. Anak akan terus mencoba mencampurkan warna-warna yang bunda sediakan. Ajaklah anak untuk berdiskusi tentang percampuran warna, sembari melatih kecerdasan linguistiknya.

Bila bermainnya bersama bunda, pasti anak akan semakin senang diajak bermain di kamar mandi. Perlahan bunda bisa mengarahkan anak untuk mandi. Bahkan bisa juga pewarna makanannya dicampurkan sedikit ke sabun mandi anak. Misalnya warna merah dicampur sabun dan dibalurkan keseluruh tubuh anak. Badan menjadi merah dan anak berimajinasi, menjadi ironman, sambil tertawa gembira. Yang terpenting bermainnya jangan lama-lama ya bun, agar anak tidak masuk angin dan bila lama-lama pewarnanya semakin lengket pada kulit. 😊

8. Menempel stiker pada sikat gigi dan memilih warna sikat gigi

Mengajarkan gosok gigi bisa dimulai dengan memberikan kesempatan pada anak untuk memilih warna dan gambar kesukaan pada sikat giginya. Ajak anak untuk berbelanja sikat gigi sesuai keinginanya. Bila gambar yang diharapkan oleh anak tidak tersedia, bunda bisa menempelkan stiker gambar kesukaan anak. Sehingga anak semakin senang melakukan gosok gigi di kamar mandi. Jangan lupa contohkan yang benar ya bunda… 😊 

9. Bermain tebak-tebakan warna dari sedotan atau stik berwarna

Bunda bisa memberikan tebak-tebakan warna dan dikembangkan menyerupai warna tokoh kartun atau superhero yang dikenal anak. Bagi anak usia 3 tahun keatas dan sudah mengenal nama-nama superhero insyaAllah bisa menggunakan cara bermain seperti ini. Tapi bagi anak usia 2 tahun mungkin masih butuh pengenalan warna terlebih dahulu, bisa dalam bahasa Indonesia maupun bahasa inggris. Make your child happy 😊 

10. Bermain mie pelangi di kamar mandi

Ide bermain ini mirip dengan eksperimen membuat mie pelangi. Bedanya hanya tempatnya, bisa dimainkan di kamar mandi. Anak bebas mengisi air sampai tumpah-tumpah, warna dicampur dengan mie dan disaring sesukanya.

Baca juga: Eksperimen Mie Pelangi

Bagi anak yang masih jijikan, permainan ini juga bisa menstimulasi sensori motornya dengan bermain memegang mie lembek dikamar mandi. Anak jadi tidak was-was takut kotor, karena bisa langsung cuci tangan di kamar mandi.

11. Mencuci baju kesukaan anak

Bila bunda baru saja membelikan baju baru untuk anak. Pada jam mandi, ajaklah anak untuk mencuci baju barunya bersama-sama. Tidak harus mencuci baju baru siiih, baju kesukaannyapun bisa dicuci bersama di kamar mandi. Anak pasti senang ikut bermain busa dan ada rasa kebanggaan tersendiri karena bisa membantu bunda mencuci bajunya. Hati-hati anaknya terpeleset ya bunda.

12. Memancing ikan mainan

Gunakan pancing plastik yang ujungnya ada magnetnya. Bila tidak memiliki ikan mainan, tinggal dibuatkan saja ikan mainan dari kain flannel dan diisi magnet. Jadi ikan dapat terpancing dengan magnet. Buatlah ikan minimal 5 atau 7 biji sambil mengajak anak belajar menghitung jumlah ikan yang dipancing.

Tonton juga videonya: solusi cerdas mengajak anak mandi dengan bermain di kamar mandi

Ajarkan mandi dengan cara yang baik dan benar. Meskipun anak masih kecil, usahakan tidak mengajak anak mandi di halaman depan rumah. Bangun kebiasaan yang baik secara benar sejak dini.

Semoga bermanfaat dan dapat memberikan solusi cerdas bagi bunda dan ayah semua. Jangan lupa share dan comment 😊

Wassalamualaikum warokhmatullahi wabarokatuh.