Menurut UNESCO, anak usia dini adalah anak yang berusia 0-8 tahun. Masa usia inilah yang disebut masa golden age yang sangat sayang jika dilewatkan. Karena masa usia ini otak anak berkembang pesat hingga 70-80% dari pertama lahir. Oleh karena itu peran orangtua wajib dalam memberikan stimulasi pada anak sejak dini untuk menumbuhkan minat baca.

Mengapa perlu ditumbuhkan minat baca pada anak sejak dini, padahal anak usia 0-3 tahun masih belum bisa membaca?

Tujuan utamanya adalah mengenalkan aktivitas membaca kepada anak sedini mungkin, bahkan sejak bayi 0 tahun sekalipun. Hal ini akan menjadi inputan bagi bayi tentang benda-benda pertama yang dilihatnya. Dengan membacakan buku sejak bayi, attachment atau kelekatan orangtua dengan anak menjadi kuat. Anak merasa nyaman karena ada suara orangtua yang selalu mendampinginya.

Meskipun anak belum bisa membaca, sangat banyak sekali manfaat membiasakan anak membaca buku sejak dini. Tahap pertama yang wajib dilalui oleh anak adalah menyimak. Dengan mendengarkan suara orangtua yang membacakan buku, anak jadi belajar berkonsentrasi, memperhatikan nada suara orangtua dan mengamati gambar buku atau ekspresi wajah orangtua.

Lantas apa dampaknya bila anak tidak ditumbuhkan minat membaca buku sejak dini? Anak akan condong mencari aktivitas lain yang menyenangkan menurutnya, seperti bermain HP, menonton TV, bermain game / kecanduan game atau bermain yang tidak terarah dan hanya sekedar ikut-ikutan teman.

“Membaca adalah tiket diskon menuju kemana saja” (Mary Schmich)

Dengan membiasakan anak membaca buku sejak dini, akan tumbuh minat baca pada diri anak. Aktivitas membaca akan menjadi sangat menyenangkan dan akan menjadi tiket diskon yang bermanfaat dalam kehidupannya kelak.

Lantas bagaimana cara menumbuhkan minat baca anak usia dini secara menyenangkan? Berikut 7 cara penting yang dapat dilakukan oleh orangtua:

1. Membiasakan membacakan buku, saat anak terjaga dan sebelum tidur

Anak bisa karena terbiasa, orangtua dapat membiasakan anak membaca sejak usia 0 tahun. Semakin dini dibiasakan maka pembentukan kebiasaan pada anak akan lebih mudah.

Waktu yang tepat pertama adalah ketika anak sedang terjaga, karena kondisi otak sedang aktif-aktifnya mengamati benda-benda baru yang dilihatnya. Anak aktif mendengarkan suara-suara yang menarik perhatiannya, terlebih dari orangtuanya sendiri yang membacakan dengan nada menarik dan ekspresif.

Waktu yang tepat kedua adalah ketika anak menjelang tidur. Gelombang otak berada pada gelombang alfa yang mudah merekam informasi dengan baik di alam bawah sadar anak. Gunakan nada suara rendah yang membuat anak nyaman dibacakan buku sembari mengantuk.

2. Memilihkan buku yang tepat sesuai usia anak (bahan, tampilan dan konten edukatif)

  • Usia 0-1 tahun, pilihkan buku yang berbahan kain yang aman digigit bayi dan pastikan kebersihannya.
  • Usia 1-2 tahun, pilihkan bahan yang tebal, tidak mudah dirobek dan memiliki ujung yang tumpul sehingga aman bagi bayi.
  • Usia 2-3 tahun, bahan buku bisa apapun yang terpenting tetap didampingi dan diarahkan dengan baik.

Pemilihan buku lebih baik yang memiliki tampilan menarik, banyak gambar-gambarnya dan banyak warna-warna dasar yang cerah.

Konten buku haruslah yang edukatif dan menanamkan pendidikan karakter. Pilihkan buku-buku bergizi seperti tentang kisah sejarah nabi, akhlak-akhlak nabi yang patut diteladani, dan ensiklopedia anak. Bukan kisah cinderlela, peterpan yang mengajarkan romantisme dini atau akhlak yang buruk. 

3. Mengajak membeli buku atau pergi ke perpustakaan anak

Ketika anak sudah memasuki usia 1 tahun+ dan dia sudah mampu berjalan stabil, orangtua bisa membiasakan datang ke tempat-tempat baru seperti toko buku atau perpustakaan anak. Hal ini akan menambah pengalaman berharga untuknya. Anak juga bisa memilih sendiri buku menarik yang ingin ia lihat-lihat gambarnya. Kegiatan ini termasuk stimulasi motorik halus karena anak telah membalik lembar demi lembar kertas yang ada dibuku.

4. Bermain peran seperti yang ada dibuku

Ketika anak memasuki usia 3 tahun, orangtua dapat mengajak anak untuk bermain peran seperti yang ada dibuku. Misalnya setelah membaca buku sejarah nabi yunus yang ditelan ikan paus. Orangtua membawa selimut lebar dipungggungnya berpura-pura menjadi ikan paus yang menelan nabi yunus (anak yang berperan sebagai nabi yunus). Didalam selimut anak sambil dipeluk dan dicium, kemudian melanjutkan adegan yang ada pada cerita selanjutnya. Akan lebih baik bila diakhir permainan orangtua menjelaskan hikmahnya secara menyenangkan.

5. Melakukan tebak-tebakan tentang isi buku.

Setelah tahap pengenalan nama-nama benda atau gambar yang ada dibuku.  Selanjutnya dapat diberikan tebak-tebakan ringan sebagai upaya pengamatan, seperti “cari gambar kupu-kupu ada dimana?”, bisa juga dengan pertanyaan lain seperti “diatas punggung kerbau ada hewan apa itu ya?”. Bahkan ketika anda sedang keluar rumah bersama anak, stimuluslah untuk membaca gambar, symbol atau tulisan yang menempel di pinggir jalan, di toko atau tempat umum lainnya.  

Selanjutnya ketika usia anak 3 tahun dan anak sudah senang serta bertahan lama membaca buku, ajak anak naik level dengan memberikan tebak-tebakan kritis, seperti “Mengapa ya… nabi yunus dimakan ikan paus?”, “kenapa ya tanamannya jadi basah?” beri kesempatan anak untuk berusaha mencari jawabannya, bimbing anak dengan menyenangkan.

6. Stimulus anak untuk bercerita tentang isi buku

Anak yang sudah dapat berbicara dan memiliki wawasan dari membaca buku, dia sangat senang sekali didengar ceritanya. Dengarkan dengan tulus dan fokus. Orangtua juga dapat menstimulus dengan mengarahkan anak untuk menceritakan cerita yang ada dibukunya kepada nenek kakek atau saudara yang belum tahu. “Tolong ceritakan kisahnya nabi sulaiman dong sayang, ini nenek ingin tahu gimana ceritanya?”

7. Orangtua memberikan contoh gemar membaca buku didepan anak

Menumbuhkan minat baca pada anak tapi tidak berusaha menumbuhkan minat baca pada diri sendiri ya sama saja. Anak usia dini adalah peniru yang hebat. Bila orangtua menjadi model atau contoh gemar membaca, maka anak juga akan meniru kegemaran orangtuanya. Jadi usahakan ketika orangtua membaca buku, berada di dekat anak ya…

Itulah 7 cara penting untuk menumbuhkan minat baca pada anak usia dini secara menyenangkan. Orangtua tak perlu memaksakan anak untuk belajar membaca. Jika ketujuh cara penting diatas dapat dilakukan orangtua, insyaAllah minat baca pada anak akan tumbuh. Anak anda menjadi gemar membaca buku dan terjaga dari kecanduan gadget ataupun kegiatan yang tidak terarah yang hanya ikut-ikutan temannya. Sehingga orangtua akan lebih mudah mengarahkan anak, karena akhlak-akhlak mulia sudah di ajarkan melalui isi buku yang dibacanya.