Sudahkah ayah dan bunda memiliki cara jitu untuk mempersiapkan anak memasuki Pendidikan Era New Normal? Berdasarkan informasi tentang tahun ajaran baru yang sudah ditetapkan oleh Kementrian Pendidikan & Kebudayaan Indonesia, bahwa Tahun Ajaran Baru 2020/2021 akan dimulai tanggal 13 Juli 2020 dengan berbagai aturan baru dan dibagi berdasarkan perkembangan zona Pandemi Covid-19 di suatu daerah.
Kebijakan ini menuai banyak kontroversi loh Sobat Inspirasi!
Banyak orangtua dan berbagai pihak menolak adanya tahun ajaran baru dengan skema pendidikan tatap muka, mengingat pandemi Covid-19 belum mereda. Selain pemerintah, transisi pendidikan era new normal ini tentu akan menjadi pekerjaan rumah bagi orangtua.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), menyebutkan bahwa banyak orangtua yang mengeluh dan kesulitan mendampingi anak belajar di rumah menggunakan pendidikan online atau daring ini.
Selain itu, muncul juga masalah di wilayah pelosok-pelosok yang memiliki keterbatasan fasilitas. Ironi pendidikan di tengah Pandemi Covid-19 ini terbilang menyayat hati. Tak heran, banyak siswa yang stress hingga depresi karena tidak bisa mengimbangi sistem baru pendidikan di tengah pandemi ini.
Ditengah keluh kesah para orangtua dan siswa, ternyata ada beberapa guru yang baik hati dan peduli luar biasa terhadap kondisi pendidikan muridnya. Beberapa guru di daerah Sumenep, Garut, Ciamis, dan Balikpapan rela berjuang agar murid-muridnya tetap mendapatkan pendidikan saat pandemi. Sederet kisah guru baik hati tersebut patut diapresiasi loh.
Kementrian Pendidikan dan Budaya Indonesia terus mengkaji proses belajar secara online dan tatap muka ini. Sembari menunggu hasil kajian dari pemerintah, sebaiknya orangtua menerapkan 5 cara jitu agar berhasil mempersiapkan pendidikan era new normal, khususnya bila program belajar masih dilakukan dari rumah:
1. Memperkuat mental diri orangtua.
Hal utama yang membuat orangtua merasa gagal mendampingi buah hati belajar di rumah adalah karena merasa dirinya tidak mampu menjadi sosok guru. Orangtua kerap lupa, bahwa hakikatnya orangtua adalah pendidik utama bagi anak-anaknya.
Persiapkan mental dan kuatkan keyakinan bahwa anda mampu menjadi pendidik yang baik bagi anak anda. Kuncinya, bekali diri untuk menjadi lebih sabar, mau belajar, up to date tentang dunia pendidikan dan bahan ajar, semua ini untuk mengimbangi anak yang sedang asyik menyerap informasi dan memiliki rasa ingin tahu yang besar.
2. Kreatif menciptakan cara belajar.
Orangtua pasti akan merasa pesimis dan tidak semangat ketika anak yang didampingi terlihat lesu atau malas belajar. Karena itu, perlu perencanaan untuk menciptakan metode belajar atau permainan yang menarik agar anak tidak bosan. Hal ini setidaknya dilakukan orangtua maksimal setiap H-1.
Luangkan waktu untuk mencari referensi di internet, mengikuti komunitas orangtua pembelajar di sosmed, kelompok parenting, sharing dengan guru, hingga membayangkan diri sebagai anak untuk mempermudah menemukan cara belajar kreatif yang menyenangkan bagi anak.
3. Membekali informasi new normal dan pandemi Covid-19 pada anak.
Belajar dari rumah dengan jangka waktu yang panjang, akan sangat menjemukan bagi anak-anak. Ia pasti ingin kembali ke lingkungan sekolah, bertemu dengan gurunya dan bermain dengan teman-temannya. Ketika mereka mulai bosan, maka hal ini juga akan menyulitkan orangtua untuk mengajaknya fokus pada pendidikan daring dari rumah.
Solusinya, orangtua harus memberi pengertian kepada anak, terkait “Apa itu era new normal?” dan dampaknya pandemi Covid-19 ini. Hal ini penting dilakukan, agar anak bisa memahami kondisi sosial yang sedang ia hadapi sekarang. Kemudian, biasakan anak untuk menerapkan protokol kesehatan agar terhindar dari Covid-19 sekalipun ada di rumah. Jangan lupa untuk meyakinkan anak agar tidak terlalu cemas berlebihan, cukup waspada.
4. Mengajarkan disiplin positif
Mengajarkan disiplin memang sudah positif, lantas mengapa harus dengan cara yang positif? Maksudnya disiplin positif adalah mengajarkan kedisiplinan dengan kesadaran, yaitu memunculkan motivasi dari internal, bukan karena iming-iming jalan-jalan, sogokan atau dijanjikan sesuatu yang bersifat material.
Bagi anak yang belum teratur kegiatan kesehariannya, orangtua bisa mengajarkan pentingnya membuat rencana kegiatan dalam sehari atau seminggu, stimulus anak untuk memahami peran dan tanggungjawabnya apa saja. Ajak anak untuk berkreasi membuat papan kegiatan harian yang menarik baginya, ada icon kegiatan, warna kesukaan dll. Jangan lupa persiapkan jawaban yang bijak, ketika anak bertanya suatu pertanyaan yang kritis dan polos.
Peran | Tanggungjawab | Jadwal | |
1 | Sebagai hamba Allah | Beribadah: sholat, mengaji, bersedekah, menuntut ilmu | …. |
2 | Sebagai anak | Membantu orangtua: mencuci piring sendiri, merapikan kamar | …. |
3 | Sebagai Kakak (jika punya adik) | Mengajak bermain bersama adik | …. |
4 | Sebagai murid sekolah | Belajar, mengerjakan tugas dirumah | …. |
5 | Sebagai teman | Tetap berhubungan baik namun harus menjaga jarak fisik, mengurangi bermain bersama selama pandemi | …. |
5. Mempersiapkan fasilitas
Kendala para orangtua dalam mendampingi anak belajar via online, salah satunya adalah kendala mempersiapkan fasilitas. Seperti membeli paket data, smartphone yang memadai, komputer atau laptop.
Agar dapat memberikan fasilitas belajar untuk anak di rumah, orangtua dapat mempersiapkan diri dengan mencari bisnis tambahan di tengah pandemi Covid-19. Berpikir terbuka, adaptasi dengan perubahan, mencari usaha kreatif yang bisa dilakukan sesuai kapasitas orangtua, akan menjadi pilihan tepat agar kita semua dapat bertahan hidup dan tetap berpikir sehat.
Semoga 5 cara jitu diatas bisa membantu Sobat Inspirasi yang juga sebagai orangtua agar dapat mempersiapkan pendidikan di era new normal bila tetap melakukan proses belajar dari rumah.